Mengatasi Anak Yang Suka Jajan



Kebanyakan orang tua mungkin mempunyai pemahaman bahwa arti kasih sayang orang tua adalah dengan memberikan segala hal yang diinginkan oleh anaknya bisa dipenuhi semuanya. Tetapi bila ada hal-hal yang bisa berdampak kurang baik kepada kesehatan anaknya tentunya juga hal ini tidak juga bisa dibenarkan. jadi orang tua harus selektif pula dalam memberikan dan memenuhi keinginan sang anak.

Orang tua yang bijak akan bisa mempertimbangkan apa yang sebaiknya dipenuhi dari permintaan si anak, apa yang mesti ditunda di lain waktu, serta apa yang tidak harus diberikan. Demikian pula bila sang anak suka jajan. Bukannya tidak memperbolehkan anak jajan, tetapi harus bisa memilih jajanan yang sehat dan juga jajanan mana yang kurang sehat bagi sang anak.

Kebiasaan anak suka jajan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor selain dari faktor ego anak itu sendiri. Kebiasaan anak suka jajan ini mungkin bisa kita arahkan kepada hal-hal yang lebih positif. Biasanya anak jika diberi uang pada umumnya dia akan membelanjakan semua uang itu dengan asumsi dia akan diberi lagi jika uang jajannya habis. Untuk itu sebagai orang tua kita perlu mengetahui akan cara atasi anak suka jajan ini dengan dialihkan kepada hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Pada dasarnya kesukaan anak terhadap beraneka ragam bentuk jajanan adalah hal yang wajar. Hanya saja kita juga perlu membatasi agar kesukaan anak pada jajanan tidak berlebihan. Ada juga bentuk tips atasi anak suka jajan yang dilakukan oleh orang tuanya seperti halnya mulai dari sekolah yang pertama kali dimasukinya contohnya dimulai PAUD, TK hingga Sekolah Dasar orang tua membiasakan membawakan bekal makan siang dari rumah ketika jam istirahat di sekolahnya.

Kiat mengatasi anak suka jajan bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  1. Memberikan contoh yang baik. Contoh tauladan yang baik dar orang tua perlu diperhatikan karena sifat alamiah seorang anak adalah menirukan atau sebagai peniru yang ulung. Jangan memberikan contoh kita orang tua kepada anak-anaknya bahwa kita juga suka jajan. Ini juga yang perlu untuk digaris bawahi.
  2. Membawakan bekal makanan dari rumah ketika berangkat sekolah. Boleh juga dengan membawakan beberapa camilan yang sehat untuk anak contohnya adalah dengan bekal susu atau pun kue, bisa juga dengan bekal buah-buahan.
  3. Memberikan uang saku kepada anak sebenarnya boleh dilakukan dengan tujuan mendidik anak lebih dewasa dan bertanggungjawab dalam mengelola uang saku yang diterimanya. Pemberian uang saku kepada anak dengan membimbing anak dalam membelanjakannya dan menghindarkan anak dari sikap konsumtif. Pembiasaan anak menabung memberikan wawasan akan arti masa depan dan hidup hemat, terlebih jika kita juga bisa membiasakan anak untuk beramal.
  4. Memberikan pengetahuan serta contoh makanan atau jajanan sekolah yang sehat serta contoh pula makanan minuman termasuk jajanan yang kurang sehat atau bahkan tidak sehat. Cobalah untuk mengenalkan pengetahuan dasar tentang beberapa zat berbahaya yang biasa digunakan pada jajanan sekitar kawasan sekolah. Mengenalkan kepada buah hati kita yang tercinta mengenai warna dan bentuk jajanan yang membahayakan kesehatan. Mengajarkan pula anak agar selektif dan pandai dalam memilih makanan yang sehat dan bersih.
Memasak masakan yang lezat-lezat tidak menjadi jaminan seorang anak tidak jajan di luar. Hal tersebut dilakukan karena berawal dari rasa ingin tahunya sang anak, untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Memberikan pengertian tentang kesehatan, kebersihan, faktor gizi yang terdapat pada makanan dan juga jajanan tentunya akan mengubah paradigma berfikir anak dan juga menciptakan sikap protektif pada diri sang anak. Karena selama ini anak berfikir tentang jajan adalah enak/lezat, bebas, gembira.