Tekanan hidup yang semakin hari semakin komples membuat stress tumbuh subur di tengah masyarakat. Sayangnya, mengingat gejala stress bertahap dan lambat, membuat banyak orang sama sekali tidak menyadari saat dirinya telah masuk ke dalam fase stress. Karenanya, penting untuk memahami ciri-ciri stress agar penderita bisa mengambil langkah penanggulangan sedini mungkin. Pada prinsipnya, stress menampakkan diri dengan bermacam cara. Namun, secara umum gejala atau ciri-ciri stress bisa dikelompokkan ke dalam dua kategori yakni kognitif/emosional dan fisik.
Ciri-Ciri Kognitif
Jika diterjemahkan secara sederhana, maka stress tak lain adalah persoalan kejiwaan yang pada akhirnya bermuara pada jasmani seseorang. Ciri-ciri kognitif dari stress biasanya muncul terlebih dahulu ketimbang gejala fisik. Namun, sering kali kita tak menyadari hal tersebut sebab unsur kognitif stress terlihat normal. Adapun beberapa ciri-ciri stress dalam lingkup kognitif sebagai berikut:
- Mudah merasa ingin marah (sensitif).
- Merasa putus asa saat harus menunggu.
- Gelisah, gugup dan cemas yang berlebihan.
- Selalu merasa takut pada hal yang tidak jelas dan tanpa alasan.
- Susah untuk memusatkan pikiran.
- Sering merasa linglung dan bingung tanpa alasan.
- Bermasalah dengan ingatan (mudah lupa, susah mengingat)
- Cenderung berpikir negatif terutama pada diri sendiri
- Mood naik turun (mood mudah berubah-ubah, misalnya merasa gembira tapi tak lama kemudian merasa bosan dan ingin marah).
- Makan terlalu banyak meski tidak merasa lapar.
- Merasa tidak memiliki cukup energi untuk menyelesaikan sesuatu.
- Merasa tidak mampu mengatasi masalah dan cenderung sulit membuat sebuah keputusan.
- Emosi suka meluap-luap (baik gembira, sedih, marah, dan sebagai- nya)
- Miskin ekspresi dan kurang memiliki selera humor. Kehilangan kemampuan dalam hal menanggapi situasi, pergaulan sosial, serta kegiatan-kegiatan rutin lainnya.
Ciri-ciri stress di atas merupakan gejala awal yang sering dianggap hal yang normal. Memang mengidentifikasi gejala stress bukan hal yang mudah, tetapi jika Anda mengalami lebih dari empat ciri-ciri kognitif di atas, besar kemungkinan Anda sedang berada di fase awal stress tanpa Anda sadari.
Ciri-ciri Fisik
Selain menyangkut masalah emosional, ternyata pada tahap yang lebih parah, penderita stress menunjukkan gejala fisik antara lain:
- Otot-otot sering terasa tegang. Merasa lelah sewaktu bangun di pagi hari, menjelang sore dan bahkan setelah menyantap makanan.
- Sakit punggung bagian bawah, merasa tak nyaman di bahu atau leher, sakit di bagian dada, sakit perut, kram pada otot.
- Iritasi atau ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan kategorinya.
- Denyut jantung cepat dan cenderung berdebar-debar.
- Telapak tangan dan sekujur tubuh sering berkeringat padahal tidak melakukan aktivitas fisik.
- Perut sering terasa bergejolak.
- Gangguan pencernaan dan cegukan
- Tidak dapat tidur atau tidur berlebihan
- Napas lebih pendek dan terasa sesak.
Hubungan antara stress dengan penyakit bukan merupakan hal yang baru. Bahkan beberapa ahli dengan tegas menyatakan bahwa stress adalah tekanan yang berakibat pada menurunnya beberapa fungsi organ tubuh. Jika hanya masalah kejiwaan, maka hal tersebuh adalah depresi dan bukan stress. Pelepasan hormon stress seperti adrenalin yang terjadi secara berulang dan cepat menjadi biang rusaknya atau menurunnya kinerja hormon. Beberapa dokter berpendapat bahwa hormone stress juga sebenarnya “memakan” sel-sel darah putih. Sebagai akibatnya, daya tahan tubuh menurun secara drastis sehingga penyakit lebih mudah menjangkiti tubuh seseorang.
Penelitian di Amerika serikat, Negara dimana tuntutan dan tekanan hidup sangat tinggi, menunjukkan bahwa terdapat enam penyebab kematian utama yang sangat erat hubungannya dengan penyakit stress dan cemas yang berlebihan, antara lain:
- Penyakit jantung koroner.
- Paru-paru.
- Pengerasan pada hati.
- Kecelakaan.
- Bunuh Diri.
Mengingat efek stress pada kehidupan seseorang bisa berujung pada kematian, oleh sebab itu sangat penting untuk memahami ciri-ciri stress agar identifikasi dini serta langkah penanggulangan bisa segera dilakukan. Jika Anda merasa mendapati beberapa ciri-ciri baik itu kognitif maupun fisik pada diri Anda, tak ada salahnya mengunjungi para professional seperti psikiatri atau dokter untuk mendapatkan kejelasan mengenai kondisi yang Anda alami.