Stress erat kaitannya dengan tekanan hidup yang semakin hari semakin tinggi. Masyarakat urban biasanya menjadi objek yang rentan terhadap serangan stress. Hal ini wajar mengingat kompleksitas hidup di perkotaan lebih rumit dan tidak sesederhana di kota. Selain itu, pola perilaku sosial di kota juga sangat berbeda dengan desa. Meski demikian, stress sesungguhnya bisa menyerang seseorang dimana dan kapanpun. Stress terlihat sangat sederhana dan sering ditangani sejak dini. Padahal, akibat stress cukup serius dan dalam kondisi tertentu bisa berujung pada kematian.
Beberapa Akibat Stress Pada Manusia
Stress menampakkan diri dengan cara yang berbeda-beda. Para ahli bahkan mengelompokkan akibat stress untuk mempermudah mempelajari berbagai efek penyakit ini. Akibat stress dikelompokkan ke dalam tiga kategori yakni akibat secara fisiologis, psikologis dan perilaku. Berdasarkan riset berkelanjutan, secara fisiologis stress bisa mengakibatkan perubahan pada fisik atau organ pada manusia. Akibat ini bisa berupa perubahan dalam sistem metabolisme manusia, meningkatkan detak jantung, membuat nafas lebih berat, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala tanpa sebab, serta memicu serangan jantung.
Sementara itu, akibat yang tercakup dalam kategori psikologis berkaitan erat dengan masalah kejiwaan dan emosional seseorang. Adapun akibat stress dalam lingkup psikologis antara lain munculnya perasaan menyalahkan diri sendiri, selau merasa tegang dan cemas secara berlebihan, sukar untuk memusatkan pikiran, takut pada hal-hal yang tidak jelas, mudah jenuh, selalu berprasangkan buruk, mood yang mudah drop, dan masih banyak lagi lainnya. Biasanya efek psikologis ini muncul pada tingkatan awal stress.
Untuk lingkup perilaku, stress bisa mengakibatkan berubahnya habit seseorang. Misalnya produktifitas kerja yang menurun drastis, cederung susah untuk mengambil sebuah keputusan, pola konsumsi yang terbalik dari biasanya, sukar tidur, pemilihan kata seerta gaya bicara yang berubah, dan masih banyak lagi lainnya. Penderita stress juga cenderung suka melamun dan seolah menarik diri dari pergaulan sosial.
Stress Berujung Pada Kematian
Stress tingkat akut bisa mengakibatkan kematian. Hal ini sejalan dengan penelitian para ahli di Amerika Serikat yang menemukan fakta mengejutkan bahwa enam penyebab kematian utama ternyata memiliki keterkaitan yang erat dengan penyakit stress. Adapun enam penyebab kematian tersebut antara lain:
· Penyakit jantung koroner.
· Kangker.
· Paru-paru.
· Pengerasan hati.
· Bunuh diri.
Di Negara seperti Jepang dan Korea, tingkat kematian yang merupakan akibat stress cukup tinggi. Budaya bunuh diri kedua Negara ini dahulu terkait dengan harga diri dan rasa malu. Tetapi kini, bunuh diri lazim dilakukan karena ketidakmampuan mengolah permasalahan. Berbagai tekanan yang berujung pada stress membuat banyak dari rakyat Korea dan juga Jepang yang memilih mengakhiri hidup mereka. Pada titik ini, stress tak lagi bisa dipandang remeh. Penanggulangan dini jauh lebih baik ketimbang mengobati.